Sunday, December 27, 2015

Manusia setengah abad + 2 tahun.



“Ayah, nanti kalau jadi kakek, mau dipanggil apa?”
“Hmmm ayah mau dipanggil aki
“Hee jangan, mending dipanggilnya baba aja”
“Terus nanti ibu dipanggilnya Bubu?”
“Ahahaha bener juga”

Ayah hari ini berumur 52 tahun.
Manusia setengah abad lebih 2 tahun. Yang sebentar lagi jadi baba.
Oke sebenernya masih agak lama untuk menjadi seorang baba, (orang doi-nya kakak aja masih pdkt sama ayah wkwk) tapi rambut seputih salju ayah sudah mengindikasikan sebentar lagi ayah menjadi baba.

Berbicara soal rambut putih, aku engga bermaksud mengingatkan soal umur ayah apalagi menyebut-nyebut ayah sudah tua… bukan. 

trust me baba, age is just a number and young is forever.

Soal rambut ayah yang memutih, aku mau berbicara soal perjalanan hidup ayah. Meskipun aku hanya tahu cerita-cerita itu dari sela-sela waktu kita ngobrol di perjalanan pulang shalat subuh, saat makan bakso, waktu menunggu jadinya indomie di warung kang dadank, atau ketika hujan besar dan rumah sedang mati lampu. Ga jarang juga, ayah menggunakan cerita perjalanan hidupnya buat menasehati atau menghibur sehabis sesi cucucapi (curhat-curhat campe pingcan)
*actually ga nyampe pingsan sih, ini cuma istilah yang suka Riri pake kalau mau memulai sesi curhat—yang ga mungkin selesai dalam satu jam… wkwkwkwk

Sepanjang hidup ayah, ayah sangat suka musik. Dari musik lokal sampai internasional (?). Waktu aku kecil—dan masih berlaku sampai sekarang—setiap minggu pagi ayah selalu muterin lagu-lagu the Beatles, Whitney Houston, the Carpenters, Koesploes, Farid Hardja, Queen, dan lain-lain. Jadi gausah tanya kenapa anak pak Eko selera lagunya jadul semua, waktu kecil dicekokinnya lagu kayak gitu kok bukannya dingin dingin dimandiin nanti masuk angin.

Ayah pernah cerita, dulu waktu ayah ke luar negeri otomatis teman-temannya adalah orang asing. Belum kenal. Dan cara ayah berkomunikasi biar dekat adalah… musik! Ayah menggunakan topik musik untuk membuka pembicaraan, dan cara ayah itu berhasil membuat komunikasi yang baik bahkan bukan cuma sekadar komunikasi… tapi bersahabat. Ayah bilang, katanya musik itu bahasa universal. Semua suka. Makanya bicara soal musik selalu nyambung.
Dari situ aku jadi belajar kalau musik bisa menjadi topik yang menarik untuk membuka pembicaraan. Yah meskipun kadang awkward karena kelepasan suka minta list lagu punya orang… tapi itu menyenangkan. Apalagi kalau ternyata orang yang diajak ngobrol itu bisa main alat musik, beberapa kali aku pernah ngobrol sampai diajarin main alat musik. Contoh: Biola (yah meskipun akhirnya sekarang cuma bisa doremifasolasido—itu juga masih suka salah—wkwk)

Suatu hari aku juga pernah (ehm) patah hati. Ayah menghibur dengan segala lagu cinta-patah-hati-jadoelnya. Kalau udah curhat curhat hampir petjah nangisnya  ayah langsung ngecut nyanyiin lagu Farid Hardja yang liriknya sampai aku hapal;
Sinar kuning matahari, ombak pun silih berganti syalala~
Berhentilah engkau menangis, jangan pula engkau sedih
Tertawa dan gembiralah, karena engkau terlepas...
dari cintanya yang palsu
kenangan bagimu~”
Yah, ga jadi deh bapernya kalau liat ayah udah ngeledekin pake lagu ini wkwkwk
Tapi pada akhirnya ayah cerita kalau ayah juga pernah hati. Dan seharusnya kita engga buang-buang waktu untuk mikirin orang yang pernah menyia-nyiakan kita…
*jedukin kepala biar ga baper*

Kalau aku harus cerita A sampai Z cerita ayah, pasti bakalan jadi novel 7 edisi.
Jadi pada intinya, aku ingin berterima kasih untuk cerita-cerita perjalanan hidup ayah yang bisa menginspirasi, bahkan memecahkan masalahku hari ini. Mungkin hidup ayah engga sempurna, tapi bersyukurlah ayah, karena cerita perjalanan hidup ayah bermanfaat untuk orang lain.. khususnya putri Solo ayah yang satu ini.

Selamat ulang tahun, ayah.
Semoga panjang umur
Semoga perjalanan hidup ayah bisa terus bermanfaat bagi orang lain


With love, Adzki a.k.a Kia/Adzki/Kikikopiki/Ezkee J



Tuesday, February 3, 2015

They told me, "It's January!"

Entah kenapa, orang-orang ketika memasuki bulan Januari seringkali teringat sama gue. Ehem berarti bukan entah kenapa dong. Mungkin yang pertama, karena header blog gue yang tulisannya "Tell me when it's January" jadi bikin orang berbondong-bondong ngasih tau kalau ini bulan Januari (untungnya engga pake acara mukul kentrungan macam bangunin orang sahur) atau karena bulan ini gue -ehem- ulang tahun. Hohoho *goyangin kemoceng*

Kenapa gue goyangin kemoceng diatas? Gue juga engga tau sebabnya.
Mungkin cuma kemoceng, Tuhan, dan butiran debu yang nempel di bulu kemoceng yang tahu...
Oke skip, pembicaraan ini semakin tak berarah.

Basi sekali ya sebenernya kalau gue cerita soal bulan Januari sementara sekarang udah tanggal 3 Februari. Tapi berhubung bulan Januari baru lewat 3 hari dan lapis talas Bogor bisa tahan sampai 7 hari, mari gue ceritakan sebelum cerita bulan Januari jadi bulukan. Sebenernya ga ada hubungannya sih, tapi yaudahlah ya muahahaha



Bulan Januari merupakan bulan yang paling menyenangkan. Bulan yang melambangkan keceriaan setelah berkelabu, sendu, sedih, galau jumpalitan dan segala kata lainnya yang berbau emo-emo di bulan Desember. Yeah mungkin ga semenyedihkan itu juga sih bulan Desember, tapi entah kenapa orang-orang menjelang bulan Desember itu kayak bersiap menghadapi kenangan-kenangan masa lalu. Kalau kayak di meme yang Dunia Lain sih langsung ada wajah panik dengan caption "Tiba-tiba peserta melihat sesosok mantan". Dan kita bersiap menghadapi para umat Taylor Swift nyanyi "Back to December" berjamaah.



Oke sudah cukup nge-bully bulan Desembernya.

Hal yang paling gue suka dari bulan Januari -selain terdapat banyak barang yang Sale- adalah semuanya terasa baru. Tahun baru, bulan baru, hari baru, dan rasanya semua kembali dimulai dari awal. Nafas pertama di tahun 2015, buka pintu pertama di tahun 2015, nyuci piring pertama di tahun 2015... dan lain sebagainya itu semua terjadi di bulan Januari. Dan semuanya jadi terasa menyenangkan karena baru. Disini gue engga berniat soal keadaan asmara gue ya, jadi engga usah tanya-tanya soal itu baru apa enggak. Gue sensi. Sensitif. Sentimen. Cangcimen cangcimen... kacang kuaci permen... #makingakjelas

Jadiiiiiii karena gue mudah menemukan kesenangan di bulan Januari, dan beruntungnya gue lahir di bulan Januari pula, gue jadi ngerasa kalau Januari itu 'gue banget' tapi bukan berarti gue ngerasa bulan Januari tercipta buat gue doang ya, tanpa mengurangi rasa hormat teman-teman sekalian yang lahir di bulan Januari sekalian wkwk. That's why I named my blog "Tell me when it's January" :)

Mmmm karena bulan Januari ada 31 hari dan kalau gue ceritain per harinya bisa jadi bikin satu novel, mari kita skip ke hari ulang tahun gue aja.

ulang tahun? ya. peredaran foto-foto wajah aneh? YA!!!

Entah harus mulai cerita dari mana. Di mulai dari surprise yang diselenggarakan oleh Nerds & Gamers (gausah komentar soal namanya, menurut kita waktu SMA, ini keren banget) tercinta yang dateng ke kerajaan Sindang Barang tengah malam ketika gue udah tidur... Tiba-tiba gue dilemparin kain hitam sampai ketutupan semuanya (tersangkanya adalah Helinda) kemudian gue disergap. Dan terdengar suara "Happy birthday Kia!!" kaget, dengan keadaan masih dalam terbungkus kain dalam penyergapan gue suruh mereka untuk keluar kamar dulu biar gue pake jilbab dulu. Setelah itu gue keluar lagi dan kalian tahu apa? mereka bawa... Duren! DUREN. Lengkap dengan lilin mati lampu diantara belahannya yang akhirnya dapat gue pahami bahwa duren itu adalah birthday cake-nya gue. Anjir. Gue engga tau mau ngapain lagi selain ketawa karena tingkah mereka yang gue gak paham lagi. wkwkwkwkwk

Ini dia penampakan-penampakan that Duren Birthday Cake

Setelah berdoa tralala trilili akhirnya tibalah saatnya pembagian birthday cake, dengan first cake alias kalau kata Cakra mah first biji (jelek banget dah bahasanya) yang gue kasih ke ibu tercinta hohoho. Kenapa durennya ada 2? Selain karena perut mereka yang masing-masingnya menyimpan hewan peliharaan semacam anakonda, ternyata ada filosofinya sesuai dengan umur gue sekarang... Please, gausah sebut sebut umur gue yang sekarang, ya? Thank you very muach :)

Kemudian... berhubung gue ulang tahun di hari kerja dan ayah ibu tercinta tidak bisa ambil cuti pada hari itu juga, siangnya gue meet up sama dua ciwi-ciwi amazing; Enje & Elian!

Enje; Kiri, cokelat / Elian; Kanan, biru


Mereka adalah orang-orang wajib temu saat liburan. Pertama, sama Enje karena dia adalah sohib yang sulits banget ditemui karena dimensi kita yang berbeda. Bisa dibilang jarang ketemu sama makhluk astral berasal dari planet purplepurple ini (fyi, ini orang penggemar berat warna ungu) but when we do, seperti membuat sebuah aliansi peralienan sejagat raya, ga ada berhentinya ketawa dan gak jarang pembicaraan antar alien ini memberikan gue energi positif.... asiiiik. wkwk.

Dan Elian adalah sohib gue yang memiliki wajib temu segala situasi kondisi wkwkwk. Kalau bisa gue kasih plang ke Elian 'Wajib Lapor 2 x 24 jam' ala ala satpam komplek. She's always there in hard/good times lah. Nangis nangis bareng, ketawa ketawa bareng, sampai ngegodain abang-abang yang jualan lumpia pun pernah #iniapaandeh wkwkwk. Ngobrol sama Elian juga sama halnya ngobrol sama Enje, membawa energi positif banget.That's why I said they are amazing, and they were there at my afternoon birthday.

Dan masih banyak orang-orang baik lainnya yang bikin gue semakin berbahagia... keluarga, sahabat-sahabat Sagarmatha alias angkatan gue di perkuliahan ini, kakak-kakak tingkat, mas andre & mas cikcik yang udah bikinin foto gue dengan ajaibnya bisa seabsurd itu, Muthia si orang kecamatan Sawit ini yang udah ngomporin dan menebarkan foto-foto jelek gue wkwk, mas putu & mas ondeng yang nyempetin telfon dan mengucapkan selamat ulang tahun sebelum lomba, temen-temen kuliah yang lagi ber-KOCAK-ria ngucapin dari puncak gunung Lawu, aa yang ngedit kayaknyaakutaudehitufotodarifacebook jadi ucapan wkwkwk, kucing-kucing yang mengeong pada hari itu yang gue terjemahkan sebagai ucapan selamat ulang tahun *ge er banget*, Penyala Bogor yang bersabar atas segala ke-slow respon-nya gue huhu :') Qori dengan wejangan menuju kedewasaannya, Pak jendral yang juga ga mau kelewatan, dan seeeemuanya yang mengucapkan dan gabisa disebutkan satu persatu, tapi percayalah kalian sukses bikin gue berbahagia di hari itu.









Terima kasih buat semuanya. Ucapan, surprise, doa-doa baiknya, dan segala ucapan sayang that make me feel be loved... I'm so happy to have all of you. Sebegitu bahagianya gue sampai gue pengen ngemis-ngemis biar engga berganti hari make me keep singing;

"Hey moon, please forget to fall down
Hey moon, don't you go down..."

adios amigos! and welcome February!

Friday, January 23, 2015

I'm home!

Setelah penantian sekian lama... akhirnya gue bisa pulang juga ke kerajaan Sindang Barang. Sepanjang perjalanan ada beberapa tempat yang berubah, kebanyakan yang kelihatan sih banyak ruko-ruko baru. Mall juga banyak yang baru. Antara senang dan sedih juga sih, mungkin dengan banyaknya ruko atau bangunan lainnya yang dibangun tandanya daerah gue semakin maju, tapi sedihnya berkurang pula lahan-lahan hijau di sekitar daerah gue. Pohon-pohon hijau berubah jadi 'pohon beton'.

Nah, karena sekarang sudah sampai rumah, daripada mikir terlalu keras tentang pohon beton itu, mending bersyukur karena bisa kangen-kangenan sama rumah beserta orang-orangnya hohoho. Engga banyak yang berubah dari rumah, paling cuma ada barang baru kayak vas bunga beserta bunganya (entah kenapa ibu gue lagi terobsesi banget sama bunga), benda-benda bawaan ayah dari kantor, kursi bale-bale ditujukan buat bersantai -tapi jadi beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan baju yang habis dijemur- ...dan tiang-tiang di teras rumah yang menurut pengamatan gue sih mau dibikin kanopi. Tapi apapun perubahan itu, rasanya kalau di dalam rumah sama aja... tetap dan selalu nyaman. Apalagi waktu hujan di pagi hari.




Kalau gue boleh mendefinisikan kata indah dengan sembarangan, maka gue akan mendefiniskan indah adalah hujan di pagi hari. Bangun tidur disambut hujan waktu pagi itu... nikmat luar biasa (kalau selanjutnya ga ada kegiatan) wkwk. Entah mindset gue aja atau emang beneran, gue selalu ngerasa hujan di Bogor sama di Solo itu beda. Maksudnya bukan berarti di Bogor pas hujan turunnya kodok ya. Sama-sama air. Tapi sejuknya beda, dan kenangannya juga beda... #eh. Oke mulai galau, mari kita skip. Dan ini dia hal-hal yang bisa dilakukan saat hujan waktu pagi di rumah yang bikin kangen....

1. Selimutan

Cuma di Bogor -dan di tempat dingin lainnya- gue bisa selimutan. Kalau di Solo gue jarang banget pake selimut, paling maksimal selimutannya pake kain pantai. Ada sebuah peraturan tak tertulis bahwa ada kewajiban tidur sambil nyalain kipas angin. Intinya, di Solo itu gerah, jadi gue ga perlu pake selimut lagi. Kalau di Bogor gue bisa selimutan karena dingin. Dan selimutan dikala dinginnya hujan pagi itu... nikmatnya double combo :')

2. Nostalgia

Sambil selimutan, ga mungkin kan kalau gue cuma bergelung sama selimut macam kepompong dan diem aja. Maka, hal yang biasa gue lakukan adalah bernostalgia. Entah buka buku tahunan, lihat-lihat foto yang ada di handphone, atau kubuka alum biru penuh debu dan usang (?) wkwk. Bernostalgia adalah hal yang menyenangkan, melihat prubahan dari diri kita tahun ke tahun, bulan ke bulan, hari ke hari... Hal yang gue inget merupakan hal-hal yang menyenangkan, betapa bahagianya gue waktu dulu... sementara kenangan yang menyedihkan juga bisa buat gue bahagia. Hal yang baik dan buruk, sama-sama mengajarkan kita pada suatu hal. Yang membentuk kita hari ini. Mungkin hal yang sedih salah satunya adalah dari kesalahan yang kita pernah perbuat. Tapi kawan, berbahagialah kamu pernah berbuat salah. Karena dengan berbuat salah kamu jadi tahu mana yang benar. Dengan catatan engga diulangi lagi kesalahannya ya wkwkwkwk.  Seorang kakak tingkat pernah menulis, 

 "Kita adalah kumpulan dari Hari. Dan jika hari itu pergi, maka hilang lah bagian dari diri kita. " 

Penyesalan sudah cukup ketika kamu sudah memahami secara benar. Penyesalan sudah cukup ketika kamu telah memperbaiki. Apabila tidak bisa diperbaiki, penyesalan sudah cukup ketika kamu bisa melakukan dan menjadi yang lebih baik lagi. Ada hal-hal yang perlu disesalkan, dan menyesal bukan hal yang dilarang. Yang dilarang adalah rasa penyesalan yang membuat kita sedih berlarut-larut. Ingat, jangan terlalu larut pada penyesalan... karena kamu bukan adem sari yang gampang larut... *troll face*

Tuzki Bunny Emoticon


3. Books, and cats!

Gue SANGAT kangen baca buku. Buku dalam artian buku cerita. Kalau kuliah gue bisa dibilang jarang baca buku, bahkan baca buku pedoman penulisan laporan praktikum pun baru pegang aja gue langsung terhipnotis tidur... enggak deng, ga semejik itu juga sih. Ya pada intinya gue engga baca buku sesering waktu dulu. Nah makanya sekarang di rumah sambil selimutan gue memanfaatkan untuk kangen-kangenan baca buku sambil ditemenin sama kucing-kucing nggemeshin :'3

Dalam selimut bukan berarti kita ga bisa kemana-mana. Doraemon boleh punya pintu kemana saja, dan gue punya buku yang bisa bawa gue kemana aja. Ke London, Russia, bahkan sampai ke pegunungan Himalaya pun gue datengin dengan pintu buku.

"The more that you read, the more things you will know. The more that you learn, the more places you'll go." ― Dr. Seuss

4. MUNCH MUNCH MUNCH!


Nah untuk yang ini, mungkin gue perlu keluar sebentar dari selimut buat ambil makanan atau masak... Enaknya sih makannya yang manis-manis. Sooo tempting! Tapi makan yang gurih-gurih juga enak apalagi kalau masih hangat. Sekalian juga liburan ini pengen latihan masak, minimal hal-hal basicnya deh. Di rumah, ibu suka bikin nugget homemade. Rasanya beda dari nugget yang ada di pasaran deh pokoknya, dan gue tinggal goreng. Dan usut punya usut, kemaren terjadi tragedi waktu gue goreng nugget, yaitu tangan gue kena gagang yang panas... dan bolotnya gue baru nyadar gagang itu panas setelah beberapa detik, mikir agak lama... baru gue lempar -_- mungkin salah satu pelajaran basic memasak itu adalah meningkatkan kepekaan terhadap panas kali ya...
Tuzki Bunny Emoticon

Taraaa! Nugget homemade!
Meskipun orang nyebutnya lebih mirip tempe, ketela goreng... tapi itu nugget kok :')

Okay itu dia hal-hal yang menyenangkan dan ngangenin ketika lagi selimutan waktu hujan di pagi hari. Sederhana ya? Tapi menyenangkan. Karena bahagia itu sederhana... baiklah aku pamit dulu, have a nice day all! :)

Thursday, January 15, 2015

(diam-diam) rindu (dan akhirnya) menulis.

Halo *tiup-tiup debu di blog ini*
Setelah sekian lama menghilang dari peradaban blog ini, akhinya aku kembali lagi. Sebelumnya mohon maaf karena atas aksi mogok nulis selama setahun sebelumnya (by the way tahun 2015 baru 15 hari sih) wkwk. Tapi beneran, disebabkan oleh berbagai faktor dua tahun ini gue merasa kesulitan untuk menulis. Ya entah waktu atau keadaan, sekalinya nulis pasti ngegalau. #HidupMahasiswaGalau #LongLiveTheGalau

Okay, berhubung sebenernya gue ga ada topik spesial yang bisa dibahas hari ini, jadi gue akan bercerita beberapa alasan kenapa gue kesulitan menulis akhir-akhir ini. Atau bahasa singkatnya, ngeles.

#Ngeles1 : Bingung pake kata gue, aku, atau saya.

     Seperti yang kalian tahu gue sekarang kuliah di Solo, Jawa Tengah. Daerah ini dikenal dengan penggunaan Bahasa Jawa yang kental dan sangat halus. Di sini ada peraturan tak tertulis tentang larangan penggunaan kata 'gue'. Katanya sih terkesan ga sopan dan sombong. Bulan-bulan pertama disini aku ngomongnya agak campur-campur gitu kayak es teler (?). Dan kesininya sih jadi terbiasa ngomong aku. Nah tibalah ketika gue mau nulis blog, gue bingung pake kata aku atau gue. Kalau pake kata 'gue' merasa bersalah dan ga sopan. Kalau pake kata 'aku' rasanya kaku banget, engga bebas. Dan akhirnya belum selesai paragraf pertama, kegiatan tulis menulis pun bubar jalan. Udah pusing duluan gara-gara mau pake kata 'aku' atau 'gue' sih...

#Ngeles2 : (sok) sibuk.
Pasti engga ngerti kenapa fotonya harus yang ini?
Yah, biar keliatan sibuk aja. 

     Kegiatan perkuliahan gue sangat padat sekali, kawan-kawan sejawat sekalian. 3 minggu pertama, 3x pertemuan kuliah... langsung ujian. Jadi pada intinya setiap akhir bulan selain pusing karena mikirin kucuran dana yang belum juga tiba, gue juga pusing mikirin ujian yang sedang berlangsung. Gue juga ikut berbagai organisasi, kayak Himakesja (Himpunan Mahasiswa Keselamatan & Kesehatan Kerja), Erythro (semacam lembaga pers mahasiswa gitu), Kopma alias koperasi mahasiswa (anggota pasif sih, aktifnya bagian belanja pake kartu koperasi doang wkwkwk) ... dan lain-lain. Dunia perkuliahan sangat seru, sampai-sampai saking keasyikannya dengan dunia nyata gue jadi lupa sama dunia maya... etsah *kibas rambut kuda*

#Ngeles3 : Internet.



     Dulu sewaktu gue masih tinggal di Bogor........................................ *mendadak homesick*
Jadi dari titik-titik yang panjang itu penuh makna. Yeah dengan tidak tinggalnya di rumah, maka fasilitasnya pun berbeda... ya contohnya kayak internet. Biasanya kalau gue nulis blog itu sambil internetan udah kayak macam pertapa, butuh kesunyian, keheningan, ketenangan.. diantara sepertiga malam ((ini mau ngeblog apa mau tahajud)) ya intinya waktu dirumah gue suka internetan sampai tengah malem buat nulis sesuatu. Nah kalau di Solo, gue agak kesulitan dengan internet.


     Yak, jadi tiga hal diatas merupakan alasan ngeles gue kenapa gue jarang nulis selama 2 tahun ini. Tapi hal-hal itu ya cuma ngeles, cuma alasan, cuma kambing hitam. Padahal titik masalah kenapa gue engga nulis adalah ya diri gue sendiri.Seseorang berinisial mbak Alifa, hehe, pernah mengatakan bahwa tidak ada kata 'tidak ada waktu'. Yang ada adalah menyempatkan atau tidak. Baru-baru ini ada beberapa orang yang sangat berarti disekitar gue yang 'mencubit' tentang kesukaan gue akan menulis. "Kok jarang nulis lagi?" "Blognya kok jarang di update?" "Itu draft pasti udah macam wafer Tango, ratusan!". Dan gue juga merasa kehilangan diri gue sendiri ketika engga nulis. Jadi sering galau gak jelas, marah-marah, dan yang terparah adalah sering negative thinking. Akhirnya gue sadar kalau semua itu disebabkan emosi yang ga gue salurkan. Sampai akhirnya Adzkia kehilangan kekuatan ekstra positif dengan emot \(>w<)/ nya huhu. 

     Seorang sahabat bernama Mahendra pernah membicarakan tentang menulis dan bilang kutipan kata-kata dari penulis favorit gue, Dee, bahwa "menulis adalah sebuah proses belajar yang tak pernah usai...". Dan ditambah dorongan dari maha kakak, maka gue akan berusaha untuk kembali menulis lagi di blog ini. Sebagaimanapun enggak jelasnya tulisan gue, tapi hati gue rasanya lebih enggak jelas lagi ketika engga menulis. Karena seperti halnya detoksifikasi, gue bisa nulis banyak paragraf yang berisi toksik yang ada di hati, lalu hapus semuanya dan mulai menulis sisi positif hal yang bikin gue marah tadi. Dan inti dari tulisan panjang lebar tralala trilili diatas tadi adalah.... Aku mau nulis rutin lagi seperti dulu. That's all. Cukup sekian tulisan hari ini, semoga kalian yang juga sedang rindu menulis atau baru mau mulai menulis, percayalah kalau menulis adalah hal yang menyenangkan dan menenangkan :)