Saturday, February 26, 2011

sepi



sepi itu... takut.
sepi itu... benci.
sepi itu... hilang.

sepi itu senyap.
malam ini senyap
aku merasa sepi.
sepi itu aku.

Tuesday, February 22, 2011

Dear Diary

Dear Diary
by: Mocca

Dear diary
Let me tell you about my story
I know it’s rather sad
But that’s the way I feel

Dear diary
I don't know if this is right or not
Start it thinking of leaving him
But I’m afraid it might hurt him
All I want is for everything in the right place
And everyone is happy
Is it too much to ask for?
All I want is for everything in the right place
So everyone is happy
Is that too much to ask for?

Dear diary
Strong is not exactly right word
Start it thinking of leaving him
But I'm afraid it might hurt him
All I want is for everything is in the right place
So everyone is happy
Is that too much to ask for?
All I want is for everything in the right place
So everyone is happy
Is that too much to ask for?

Dear diary
Strong is not exactly the right word
I don't know what to do know
Confusion is all over me..


Thursday, February 17, 2011

It's a wonderful night.





I can spent my time with heard your voice...


I'm happy. We're on the phone, full with joke, laugh, rag and love.
"suatu perbedaan itu di ciptakan agar bisa saling mengisi"

A Rocket to the Moon :)


Like We Used To
by : A Rocket to the Moon

I can feel her breath as she's sleeping next to me
Sharing pillows and cold feet
She can feel my heart, fell asleep to its beat
Under blankets and warm sheets

If only I could be in that bed again
If only it were me instead of him

Does he watch your favorite movies?
Does he hold you when you cry?
Does he let you tell him all your favorite parts?
When you've seen it a million times

Does he sing to all your music
While you dance to "Purple Rain"?
Does he do all these things
Like I used to?

14 months and 7 days ago
Oh, I know you know how we felt about that night
Just your skin against the window
But we took it slow and we both know

It shoulda been me inside that car
It should have been me instead of him in the dark


Does he watch your favorite movies?
Does he hold you when you cry?
Does he let you tell him all your favorite parts
When you've seen it a million times?

Does he sing to all your music
While you dance to 'Purple Rain'?
Does he do all these things
Like I used to?

I know, love
(Well, I'm a sucker for that feeling)
Happens all the time, love
(I always end up feeling cheated)
You're on my mind, love
(Oh sorta let her when I need it)
That happens all the time, love, yeah

Will he love you like I loved you?
Will he tell you everyday?
Will he make you feel like you're invincible
With every word he'll say?

Can you promise me if this was right?
Don't throw it all away

Can you do all these things?
Will you do all these things
Like we used to?
Oh, like we used to

Wednesday, February 16, 2011

on my mind.



Maybe it will be better if we're never meet......

Tuesday, February 15, 2011

anak gadis


"Anak gadis,"
Itulah sebutan yang paling cocok untuk remaja perempuan berumur 16 tahun ini. Anak gadis bernama Adzkia, membaca novel, mengkhayal, mendamba itu yang dilakukannya. Menghadapi 3 pilihan, tetap menunggu, meminta kepastian, atau melepaskan? Orang yang aneh, tidak mengerti dengan jalan pikiran sendiri. Tidak mengerti apa yang dia mau.

Anak gadis ini hanya ingin mendapatkan yang baik, meskipun tidak berimbuhan 'ter-'. Anak gadis ini tidak mau di kecewakan. Anak gadis ini takut percaya. Anak gadis ini takut jatuh.
Sederhana, Nyaman, Membawa kebaikan, dan mampu mencuri hati. Ia belum menemukannya. Jika tidak seperti itu, apakah anak gadis ini akan jatuh cinta padanya?

I do really miss my grandpa



I found this. My old photo with my grandpa. Kita terlihat bahagia sekali bukan?

troubles,



I'M
FACING YOU

kamar merah jambu

Setelah di tinggal mbah, otomatis nenek jadi tinggal di rumah. Karena kamar nenek belum jadi...nenek tidur di kamar gue. Dan otomatis juga gue harus mengungsi ke kamar lain. Sudah 1 minggu lamanya gue engga tidur di kamar sendiri.

Yah gue harus ngerti sih, ini kan keadaannya darurat. Tapi....I do really miss my sweet room. Kangen dinding merah jambunya, kangen lemari tempan simpan rahasia, meja belajar tempat tulis diary...tempat tidur yang berdecit..meja kecil tempat bracellet kesayangan, dinding tempelan ucapan happy birthday, kotak musik di meja tempat tidur...semua itu yang gue tata sendiri. Gue kangen. Sangat kangen.... Tapi gue harus sabar, gue udah 16 tahun harus bisa lebih dewasa dan ga boleh egois. Sabar ya kamar merah jambu, tunggu majikan kamar mu ini. Tunggu sampai ia beristirahat kembali disana :)

Innalillahi wa innailaihi rojiuun.

Semua terasa begitu cepat. Gue kehilangan seseorang yang paling berarti buat gue, tapi sayangnya gue baru menyadarinya setelah beliau pergi. Kakek.
Meninggal dunia pada tanggal 8 Februari 2011. Padahal, baru beberapa minggu yang lalu kita ngerayain ulang tahun bareng. Beliau ulang tahun tanggal 21 Januari, sedangkan gue ulang tahun tanggal 26 Januari. Masih terbayang, masih inget sewaktu kita makan sate bareng. Mbah---bahasa Jawa yang artinya Kakek--- anehnya malah enggak mau makan sate itu, malah suruh cucu-cucunya makan satenya sampai habis. Mbah senang melihat cucunya senang, itulah mbah.

Di saat-saat terakhirnya, gue malah ga ada di sisinya. Terakhir ketemu 2 hari sebelum meninggalnya, gue sempet mijit-mijit kakinya. Mbah senang di pijit. Mbah muntah-muntah terus saat itu, gue ga tahan. Pas mau pulang mbah tumben minta gue buat nginep di rumahnya hari itu, tapi gue ga lagi pengen istirahat di rumah.....akhirnya mbah bilang "yaudah kalau engga mau juga gapapa," gue pulang. Dan itu menjadi penyesalan seumur hidup. Kenapa gue ga mau nemenin mbah di saat-saat terakhirnya?

Selasa pagi, sewaktu lagi belajar, tiba-tiba pak Sumidi dateng ke kelas. Dikira mau panggil Tara, ternyata pak Sumidi manggil gue. Kaget, aneh, padahal lagi ga ada dispen apa-apa pas itu. Pas di tangga gue liat surat pulang, di tulis "Nenek meninggal" gue masih bingung. Nenek? Perasaan kemaren nenek masih sehat-sehat aja. Yang lagi sakit kan.....mbah?

Di bawah udah ada kakak gue. Tengkuk gue rasanya dingin, seperti terantuk batu es. Merinding ga siap denger kabar yang sebenarnya.

"Mbah udah engga ada ki..."

Lemes. Lemes banget. Marah, marah banget. Sama diri gue sendiri yang belum sempet ada di sisi beliau. Dasar perempuan, gue langsung nangis denger itu. Nangis karena marah, nangis karena menyesal, nangis karena gak rela....

Akhirnya gue pulang, dan itu pertama kalinya gue melihat ada bendera kuning di rumah gue. Bukan rumah yang lain....Rumah gue. Gue langsung masuk ke rumah, ga peduli sama yang lain. Ga peduli engga salim dulu ke keluarga, meskipun harusnya begitu.

Gue marah banget, terlalu banyak orang di ruangan itu. Gue ga bisa liat mbah. Akhirnya gue liat mbah, mbah yang sudah membiru. Matanya terkatup rapat, tak ada gerakan embusan nafas. Bukan seperti mbah yang gue kenal, yang masih naik motor Honda tahun '70-an, yang suka ngusir kucing pake sapu, yang suka makan rendang, suka makan kikil bareng..yang mengandaikan gue untuk....jadi dokter. Yang paling yakin kalau gue bisa. Yang selalu bangga sama gue, di bandingkan siapapun.
Ngeliat itu gue lemes. Kaki gue ga bisa berdiri lagi, pertama kalinya gue ngerasa kayak gini. Gue langsung di angkat sama ua Sri, dan tante Anna. Juga sama ibu. Baru sebentar berdiri gue jatoh lagi, semuanya gelap. Pingsan? Terus gue bangun lagi. Gue liat mbah. Lalu selesai di mandikan, keluarga di perbolehkan untuk melihat dan mencium mbah untuk yang terakhir kali.

Tapi engga boleh kena air mata kita.

Kenapa? Gue juga ga ngerti.
Akhirnya gue lihat mbah lagi. Cukup lama, soalnya gue nangis terus, dan kalau terus terusan nangis belum boleh cium mbah. Akhirnya gue berenti nangis dan cium mbah. Untuk pertama dan yang terakhir. Pipinya dingin, gue masih inget waktu kecil gue sering geli waktu di pipi gue di cium mbah dan kumisnya itu yang bikin geli. Gue selalu tertawa keras waktu itu, sekarang? Berputar 180 derajat.


Akhirnya mbah di kubur. Tapi kenangan gue bersama mbah ga di kubur. Kenangan dan janji tetap gue simpan di hati. Janji untuk menjadi dokter. Nerusin cita-cita mbah. Gue rasa itu sudah menjadi alasan yang LEBIH DARI CUKUP. Ga peduli sama orang-orang yang meragukan gue. Emang sih ga gampang, tapi gue cuma ingin memenuhi janji dan memang dari sebelumnya gue mau jadi dokter.

"Kepergian mbah harus menjadi spirit baru untuk kita.."

semangat mbah. perhatian mbah. tulusnya mbah. sederhananya mbah. harus di tiru. Kulit gue yang agak gelap keturunan mbah, sekarang menjadi kebanggaan buat gue. Kenapa? Gue bangga menjadi keturunan orang yang hebat, mbah.

Mbah orang yang baik.
Gue selalu berdoa agar dirinya tidak tersiksa, bisa tenang di sana, di lapangkan ruang dan hatinya. Amin...

Thursday, February 3, 2011

about 26th. about 16th.

Udah lama ga update blog nih. Maklum lagi banyak kegiatan :p
Tanggal 26 Januari yang lalu aku sudah bertambah umur loh. I'm officially SIXTEEN now! Tapi gatau kenapa gue sedih juga ninggalin Fifteen habis ada lagunya kan, dari Taylor Swift. Dan liriknya real banget.

and my birthday was so great!
Makasih banyak buat Kelas X-1, bu Ia, dan ECENG juga teman-teman lainnya yang membuat hari ulang tahun gue jadi bener-bener spesial pake telor. haha :D
16th years on 26th january :)