Tuesday, February 3, 2015

They told me, "It's January!"

Entah kenapa, orang-orang ketika memasuki bulan Januari seringkali teringat sama gue. Ehem berarti bukan entah kenapa dong. Mungkin yang pertama, karena header blog gue yang tulisannya "Tell me when it's January" jadi bikin orang berbondong-bondong ngasih tau kalau ini bulan Januari (untungnya engga pake acara mukul kentrungan macam bangunin orang sahur) atau karena bulan ini gue -ehem- ulang tahun. Hohoho *goyangin kemoceng*

Kenapa gue goyangin kemoceng diatas? Gue juga engga tau sebabnya.
Mungkin cuma kemoceng, Tuhan, dan butiran debu yang nempel di bulu kemoceng yang tahu...
Oke skip, pembicaraan ini semakin tak berarah.

Basi sekali ya sebenernya kalau gue cerita soal bulan Januari sementara sekarang udah tanggal 3 Februari. Tapi berhubung bulan Januari baru lewat 3 hari dan lapis talas Bogor bisa tahan sampai 7 hari, mari gue ceritakan sebelum cerita bulan Januari jadi bulukan. Sebenernya ga ada hubungannya sih, tapi yaudahlah ya muahahaha



Bulan Januari merupakan bulan yang paling menyenangkan. Bulan yang melambangkan keceriaan setelah berkelabu, sendu, sedih, galau jumpalitan dan segala kata lainnya yang berbau emo-emo di bulan Desember. Yeah mungkin ga semenyedihkan itu juga sih bulan Desember, tapi entah kenapa orang-orang menjelang bulan Desember itu kayak bersiap menghadapi kenangan-kenangan masa lalu. Kalau kayak di meme yang Dunia Lain sih langsung ada wajah panik dengan caption "Tiba-tiba peserta melihat sesosok mantan". Dan kita bersiap menghadapi para umat Taylor Swift nyanyi "Back to December" berjamaah.



Oke sudah cukup nge-bully bulan Desembernya.

Hal yang paling gue suka dari bulan Januari -selain terdapat banyak barang yang Sale- adalah semuanya terasa baru. Tahun baru, bulan baru, hari baru, dan rasanya semua kembali dimulai dari awal. Nafas pertama di tahun 2015, buka pintu pertama di tahun 2015, nyuci piring pertama di tahun 2015... dan lain sebagainya itu semua terjadi di bulan Januari. Dan semuanya jadi terasa menyenangkan karena baru. Disini gue engga berniat soal keadaan asmara gue ya, jadi engga usah tanya-tanya soal itu baru apa enggak. Gue sensi. Sensitif. Sentimen. Cangcimen cangcimen... kacang kuaci permen... #makingakjelas

Jadiiiiiii karena gue mudah menemukan kesenangan di bulan Januari, dan beruntungnya gue lahir di bulan Januari pula, gue jadi ngerasa kalau Januari itu 'gue banget' tapi bukan berarti gue ngerasa bulan Januari tercipta buat gue doang ya, tanpa mengurangi rasa hormat teman-teman sekalian yang lahir di bulan Januari sekalian wkwk. That's why I named my blog "Tell me when it's January" :)

Mmmm karena bulan Januari ada 31 hari dan kalau gue ceritain per harinya bisa jadi bikin satu novel, mari kita skip ke hari ulang tahun gue aja.

ulang tahun? ya. peredaran foto-foto wajah aneh? YA!!!

Entah harus mulai cerita dari mana. Di mulai dari surprise yang diselenggarakan oleh Nerds & Gamers (gausah komentar soal namanya, menurut kita waktu SMA, ini keren banget) tercinta yang dateng ke kerajaan Sindang Barang tengah malam ketika gue udah tidur... Tiba-tiba gue dilemparin kain hitam sampai ketutupan semuanya (tersangkanya adalah Helinda) kemudian gue disergap. Dan terdengar suara "Happy birthday Kia!!" kaget, dengan keadaan masih dalam terbungkus kain dalam penyergapan gue suruh mereka untuk keluar kamar dulu biar gue pake jilbab dulu. Setelah itu gue keluar lagi dan kalian tahu apa? mereka bawa... Duren! DUREN. Lengkap dengan lilin mati lampu diantara belahannya yang akhirnya dapat gue pahami bahwa duren itu adalah birthday cake-nya gue. Anjir. Gue engga tau mau ngapain lagi selain ketawa karena tingkah mereka yang gue gak paham lagi. wkwkwkwkwk

Ini dia penampakan-penampakan that Duren Birthday Cake

Setelah berdoa tralala trilili akhirnya tibalah saatnya pembagian birthday cake, dengan first cake alias kalau kata Cakra mah first biji (jelek banget dah bahasanya) yang gue kasih ke ibu tercinta hohoho. Kenapa durennya ada 2? Selain karena perut mereka yang masing-masingnya menyimpan hewan peliharaan semacam anakonda, ternyata ada filosofinya sesuai dengan umur gue sekarang... Please, gausah sebut sebut umur gue yang sekarang, ya? Thank you very muach :)

Kemudian... berhubung gue ulang tahun di hari kerja dan ayah ibu tercinta tidak bisa ambil cuti pada hari itu juga, siangnya gue meet up sama dua ciwi-ciwi amazing; Enje & Elian!

Enje; Kiri, cokelat / Elian; Kanan, biru


Mereka adalah orang-orang wajib temu saat liburan. Pertama, sama Enje karena dia adalah sohib yang sulits banget ditemui karena dimensi kita yang berbeda. Bisa dibilang jarang ketemu sama makhluk astral berasal dari planet purplepurple ini (fyi, ini orang penggemar berat warna ungu) but when we do, seperti membuat sebuah aliansi peralienan sejagat raya, ga ada berhentinya ketawa dan gak jarang pembicaraan antar alien ini memberikan gue energi positif.... asiiiik. wkwk.

Dan Elian adalah sohib gue yang memiliki wajib temu segala situasi kondisi wkwkwk. Kalau bisa gue kasih plang ke Elian 'Wajib Lapor 2 x 24 jam' ala ala satpam komplek. She's always there in hard/good times lah. Nangis nangis bareng, ketawa ketawa bareng, sampai ngegodain abang-abang yang jualan lumpia pun pernah #iniapaandeh wkwkwk. Ngobrol sama Elian juga sama halnya ngobrol sama Enje, membawa energi positif banget.That's why I said they are amazing, and they were there at my afternoon birthday.

Dan masih banyak orang-orang baik lainnya yang bikin gue semakin berbahagia... keluarga, sahabat-sahabat Sagarmatha alias angkatan gue di perkuliahan ini, kakak-kakak tingkat, mas andre & mas cikcik yang udah bikinin foto gue dengan ajaibnya bisa seabsurd itu, Muthia si orang kecamatan Sawit ini yang udah ngomporin dan menebarkan foto-foto jelek gue wkwk, mas putu & mas ondeng yang nyempetin telfon dan mengucapkan selamat ulang tahun sebelum lomba, temen-temen kuliah yang lagi ber-KOCAK-ria ngucapin dari puncak gunung Lawu, aa yang ngedit kayaknyaakutaudehitufotodarifacebook jadi ucapan wkwkwk, kucing-kucing yang mengeong pada hari itu yang gue terjemahkan sebagai ucapan selamat ulang tahun *ge er banget*, Penyala Bogor yang bersabar atas segala ke-slow respon-nya gue huhu :') Qori dengan wejangan menuju kedewasaannya, Pak jendral yang juga ga mau kelewatan, dan seeeemuanya yang mengucapkan dan gabisa disebutkan satu persatu, tapi percayalah kalian sukses bikin gue berbahagia di hari itu.









Terima kasih buat semuanya. Ucapan, surprise, doa-doa baiknya, dan segala ucapan sayang that make me feel be loved... I'm so happy to have all of you. Sebegitu bahagianya gue sampai gue pengen ngemis-ngemis biar engga berganti hari make me keep singing;

"Hey moon, please forget to fall down
Hey moon, don't you go down..."

adios amigos! and welcome February!

Friday, January 23, 2015

I'm home!

Setelah penantian sekian lama... akhirnya gue bisa pulang juga ke kerajaan Sindang Barang. Sepanjang perjalanan ada beberapa tempat yang berubah, kebanyakan yang kelihatan sih banyak ruko-ruko baru. Mall juga banyak yang baru. Antara senang dan sedih juga sih, mungkin dengan banyaknya ruko atau bangunan lainnya yang dibangun tandanya daerah gue semakin maju, tapi sedihnya berkurang pula lahan-lahan hijau di sekitar daerah gue. Pohon-pohon hijau berubah jadi 'pohon beton'.

Nah, karena sekarang sudah sampai rumah, daripada mikir terlalu keras tentang pohon beton itu, mending bersyukur karena bisa kangen-kangenan sama rumah beserta orang-orangnya hohoho. Engga banyak yang berubah dari rumah, paling cuma ada barang baru kayak vas bunga beserta bunganya (entah kenapa ibu gue lagi terobsesi banget sama bunga), benda-benda bawaan ayah dari kantor, kursi bale-bale ditujukan buat bersantai -tapi jadi beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan baju yang habis dijemur- ...dan tiang-tiang di teras rumah yang menurut pengamatan gue sih mau dibikin kanopi. Tapi apapun perubahan itu, rasanya kalau di dalam rumah sama aja... tetap dan selalu nyaman. Apalagi waktu hujan di pagi hari.




Kalau gue boleh mendefinisikan kata indah dengan sembarangan, maka gue akan mendefiniskan indah adalah hujan di pagi hari. Bangun tidur disambut hujan waktu pagi itu... nikmat luar biasa (kalau selanjutnya ga ada kegiatan) wkwk. Entah mindset gue aja atau emang beneran, gue selalu ngerasa hujan di Bogor sama di Solo itu beda. Maksudnya bukan berarti di Bogor pas hujan turunnya kodok ya. Sama-sama air. Tapi sejuknya beda, dan kenangannya juga beda... #eh. Oke mulai galau, mari kita skip. Dan ini dia hal-hal yang bisa dilakukan saat hujan waktu pagi di rumah yang bikin kangen....

1. Selimutan

Cuma di Bogor -dan di tempat dingin lainnya- gue bisa selimutan. Kalau di Solo gue jarang banget pake selimut, paling maksimal selimutannya pake kain pantai. Ada sebuah peraturan tak tertulis bahwa ada kewajiban tidur sambil nyalain kipas angin. Intinya, di Solo itu gerah, jadi gue ga perlu pake selimut lagi. Kalau di Bogor gue bisa selimutan karena dingin. Dan selimutan dikala dinginnya hujan pagi itu... nikmatnya double combo :')

2. Nostalgia

Sambil selimutan, ga mungkin kan kalau gue cuma bergelung sama selimut macam kepompong dan diem aja. Maka, hal yang biasa gue lakukan adalah bernostalgia. Entah buka buku tahunan, lihat-lihat foto yang ada di handphone, atau kubuka alum biru penuh debu dan usang (?) wkwk. Bernostalgia adalah hal yang menyenangkan, melihat prubahan dari diri kita tahun ke tahun, bulan ke bulan, hari ke hari... Hal yang gue inget merupakan hal-hal yang menyenangkan, betapa bahagianya gue waktu dulu... sementara kenangan yang menyedihkan juga bisa buat gue bahagia. Hal yang baik dan buruk, sama-sama mengajarkan kita pada suatu hal. Yang membentuk kita hari ini. Mungkin hal yang sedih salah satunya adalah dari kesalahan yang kita pernah perbuat. Tapi kawan, berbahagialah kamu pernah berbuat salah. Karena dengan berbuat salah kamu jadi tahu mana yang benar. Dengan catatan engga diulangi lagi kesalahannya ya wkwkwkwk.  Seorang kakak tingkat pernah menulis, 

 "Kita adalah kumpulan dari Hari. Dan jika hari itu pergi, maka hilang lah bagian dari diri kita. " 

Penyesalan sudah cukup ketika kamu sudah memahami secara benar. Penyesalan sudah cukup ketika kamu telah memperbaiki. Apabila tidak bisa diperbaiki, penyesalan sudah cukup ketika kamu bisa melakukan dan menjadi yang lebih baik lagi. Ada hal-hal yang perlu disesalkan, dan menyesal bukan hal yang dilarang. Yang dilarang adalah rasa penyesalan yang membuat kita sedih berlarut-larut. Ingat, jangan terlalu larut pada penyesalan... karena kamu bukan adem sari yang gampang larut... *troll face*

Tuzki Bunny Emoticon


3. Books, and cats!

Gue SANGAT kangen baca buku. Buku dalam artian buku cerita. Kalau kuliah gue bisa dibilang jarang baca buku, bahkan baca buku pedoman penulisan laporan praktikum pun baru pegang aja gue langsung terhipnotis tidur... enggak deng, ga semejik itu juga sih. Ya pada intinya gue engga baca buku sesering waktu dulu. Nah makanya sekarang di rumah sambil selimutan gue memanfaatkan untuk kangen-kangenan baca buku sambil ditemenin sama kucing-kucing nggemeshin :'3

Dalam selimut bukan berarti kita ga bisa kemana-mana. Doraemon boleh punya pintu kemana saja, dan gue punya buku yang bisa bawa gue kemana aja. Ke London, Russia, bahkan sampai ke pegunungan Himalaya pun gue datengin dengan pintu buku.

"The more that you read, the more things you will know. The more that you learn, the more places you'll go." ― Dr. Seuss

4. MUNCH MUNCH MUNCH!


Nah untuk yang ini, mungkin gue perlu keluar sebentar dari selimut buat ambil makanan atau masak... Enaknya sih makannya yang manis-manis. Sooo tempting! Tapi makan yang gurih-gurih juga enak apalagi kalau masih hangat. Sekalian juga liburan ini pengen latihan masak, minimal hal-hal basicnya deh. Di rumah, ibu suka bikin nugget homemade. Rasanya beda dari nugget yang ada di pasaran deh pokoknya, dan gue tinggal goreng. Dan usut punya usut, kemaren terjadi tragedi waktu gue goreng nugget, yaitu tangan gue kena gagang yang panas... dan bolotnya gue baru nyadar gagang itu panas setelah beberapa detik, mikir agak lama... baru gue lempar -_- mungkin salah satu pelajaran basic memasak itu adalah meningkatkan kepekaan terhadap panas kali ya...
Tuzki Bunny Emoticon

Taraaa! Nugget homemade!
Meskipun orang nyebutnya lebih mirip tempe, ketela goreng... tapi itu nugget kok :')

Okay itu dia hal-hal yang menyenangkan dan ngangenin ketika lagi selimutan waktu hujan di pagi hari. Sederhana ya? Tapi menyenangkan. Karena bahagia itu sederhana... baiklah aku pamit dulu, have a nice day all! :)

Thursday, January 15, 2015

(diam-diam) rindu (dan akhirnya) menulis.

Halo *tiup-tiup debu di blog ini*
Setelah sekian lama menghilang dari peradaban blog ini, akhinya aku kembali lagi. Sebelumnya mohon maaf karena atas aksi mogok nulis selama setahun sebelumnya (by the way tahun 2015 baru 15 hari sih) wkwk. Tapi beneran, disebabkan oleh berbagai faktor dua tahun ini gue merasa kesulitan untuk menulis. Ya entah waktu atau keadaan, sekalinya nulis pasti ngegalau. #HidupMahasiswaGalau #LongLiveTheGalau

Okay, berhubung sebenernya gue ga ada topik spesial yang bisa dibahas hari ini, jadi gue akan bercerita beberapa alasan kenapa gue kesulitan menulis akhir-akhir ini. Atau bahasa singkatnya, ngeles.

#Ngeles1 : Bingung pake kata gue, aku, atau saya.

     Seperti yang kalian tahu gue sekarang kuliah di Solo, Jawa Tengah. Daerah ini dikenal dengan penggunaan Bahasa Jawa yang kental dan sangat halus. Di sini ada peraturan tak tertulis tentang larangan penggunaan kata 'gue'. Katanya sih terkesan ga sopan dan sombong. Bulan-bulan pertama disini aku ngomongnya agak campur-campur gitu kayak es teler (?). Dan kesininya sih jadi terbiasa ngomong aku. Nah tibalah ketika gue mau nulis blog, gue bingung pake kata aku atau gue. Kalau pake kata 'gue' merasa bersalah dan ga sopan. Kalau pake kata 'aku' rasanya kaku banget, engga bebas. Dan akhirnya belum selesai paragraf pertama, kegiatan tulis menulis pun bubar jalan. Udah pusing duluan gara-gara mau pake kata 'aku' atau 'gue' sih...

#Ngeles2 : (sok) sibuk.
Pasti engga ngerti kenapa fotonya harus yang ini?
Yah, biar keliatan sibuk aja. 

     Kegiatan perkuliahan gue sangat padat sekali, kawan-kawan sejawat sekalian. 3 minggu pertama, 3x pertemuan kuliah... langsung ujian. Jadi pada intinya setiap akhir bulan selain pusing karena mikirin kucuran dana yang belum juga tiba, gue juga pusing mikirin ujian yang sedang berlangsung. Gue juga ikut berbagai organisasi, kayak Himakesja (Himpunan Mahasiswa Keselamatan & Kesehatan Kerja), Erythro (semacam lembaga pers mahasiswa gitu), Kopma alias koperasi mahasiswa (anggota pasif sih, aktifnya bagian belanja pake kartu koperasi doang wkwkwk) ... dan lain-lain. Dunia perkuliahan sangat seru, sampai-sampai saking keasyikannya dengan dunia nyata gue jadi lupa sama dunia maya... etsah *kibas rambut kuda*

#Ngeles3 : Internet.



     Dulu sewaktu gue masih tinggal di Bogor........................................ *mendadak homesick*
Jadi dari titik-titik yang panjang itu penuh makna. Yeah dengan tidak tinggalnya di rumah, maka fasilitasnya pun berbeda... ya contohnya kayak internet. Biasanya kalau gue nulis blog itu sambil internetan udah kayak macam pertapa, butuh kesunyian, keheningan, ketenangan.. diantara sepertiga malam ((ini mau ngeblog apa mau tahajud)) ya intinya waktu dirumah gue suka internetan sampai tengah malem buat nulis sesuatu. Nah kalau di Solo, gue agak kesulitan dengan internet.


     Yak, jadi tiga hal diatas merupakan alasan ngeles gue kenapa gue jarang nulis selama 2 tahun ini. Tapi hal-hal itu ya cuma ngeles, cuma alasan, cuma kambing hitam. Padahal titik masalah kenapa gue engga nulis adalah ya diri gue sendiri.Seseorang berinisial mbak Alifa, hehe, pernah mengatakan bahwa tidak ada kata 'tidak ada waktu'. Yang ada adalah menyempatkan atau tidak. Baru-baru ini ada beberapa orang yang sangat berarti disekitar gue yang 'mencubit' tentang kesukaan gue akan menulis. "Kok jarang nulis lagi?" "Blognya kok jarang di update?" "Itu draft pasti udah macam wafer Tango, ratusan!". Dan gue juga merasa kehilangan diri gue sendiri ketika engga nulis. Jadi sering galau gak jelas, marah-marah, dan yang terparah adalah sering negative thinking. Akhirnya gue sadar kalau semua itu disebabkan emosi yang ga gue salurkan. Sampai akhirnya Adzkia kehilangan kekuatan ekstra positif dengan emot \(>w<)/ nya huhu. 

     Seorang sahabat bernama Mahendra pernah membicarakan tentang menulis dan bilang kutipan kata-kata dari penulis favorit gue, Dee, bahwa "menulis adalah sebuah proses belajar yang tak pernah usai...". Dan ditambah dorongan dari maha kakak, maka gue akan berusaha untuk kembali menulis lagi di blog ini. Sebagaimanapun enggak jelasnya tulisan gue, tapi hati gue rasanya lebih enggak jelas lagi ketika engga menulis. Karena seperti halnya detoksifikasi, gue bisa nulis banyak paragraf yang berisi toksik yang ada di hati, lalu hapus semuanya dan mulai menulis sisi positif hal yang bikin gue marah tadi. Dan inti dari tulisan panjang lebar tralala trilili diatas tadi adalah.... Aku mau nulis rutin lagi seperti dulu. That's all. Cukup sekian tulisan hari ini, semoga kalian yang juga sedang rindu menulis atau baru mau mulai menulis, percayalah kalau menulis adalah hal yang menyenangkan dan menenangkan :)

Friday, May 9, 2014

Singkatnya, aku percaya kamu akan pulang.




Hal yang paling kubenci di dunia ini adalah keraguan.
Hal yang kubenci, namun begitu lekat denganku.
Ragu untuk mencoba roti dengan topping lain, ragu membeli produk promosi, ragu dengan cupcake selain rasa cokelat, ragu menyampaikan pendapat, ragu untuk bertanya... Dan kau tahu? Yang paling menyebalkan dari segala keraguan yang ada di muka bumi ini adalah ragu terhadap perasaan diri sendiri. 



Terlebih menyinggung soal hati.



Ada seseorang yang selalu dalam saput keraguan. Entah saput itu diciptakan olehku, dia, atau oleh kita berdua. Yang pasti, saput keraguan itu menjadi dinding penyekat yang mengisolasi dirinya. Saput itu seakan mengutukku menjadi anak ingusan yang tidak tahu apa-apa dan penasaran dengan apa-apa. Membuatku tak henti bertanya-tanya. Apakah? Benarkah? Masa sih? Apa benar? Bagaimana? Semua pertanyaan telah memenuhi standar 5W+1H, dan masing-masing partikulernya beranak pinak menjadi lebih banyak lagi pertanyaan yang menuntut jawaban yang lebih banyak. Seorang penulis favoritku pernah mengatakan, kita tak tahu dan tak pernah pasti tahu hingga semuanya berlalu. Benar atau salah, dituruti atau tidak dituruti, pada akhirnya yang bisa membuktikan cuma waktu.

Saput itu bukan gelembung sabun yang bisa dipecahkan dengan sekali sentuhan. Saput itu perlu energi ekstra yang aku sendiri tak tahu bagaimana mendapatkannya. Di tengah-tengah kegalauan ini, entah apa yang bisa membuatku sebegini besar kepalanya. Nekat untuk berkenalan dengan keberanian. Berani mencoba untuk membuang keraguan dan menanam rasa percaya. Percaya untuk memberi ruang di hati untukmu pulang. Meskipun aku tak tahu kapan. Inilah momen pertama kalinya aku berjudi, dan hatiku yang menjadi koin tarunannya.



Kau tahu?


Karena ada yang lain dari cara menatapmu. Katakan jika ini memang ketidaksengajaan. Tapi bukan sekali atau dua kali kita bertabrak mata. Yang aku tahu setiap kali kita tertawa dalam forum mata kita bertemu. Bukan hanya sekadar bertemu, tapi mata kita seperti sedang saling mencari.

Karena ada ucapan terima kasih yang belum sempat aku ucapkan secara lisan. Sekalipun pernah, itu pun hanya dalam bentuk isyarat tersirat. Terima kasih untuk mengalih fungsikan pundakmu menjadi sandaran kepalaku untuk tidur sewaktu kita dalam perjalanan pulang. Skelet pundakmu tulang sejati, tanpa beralaskan kapuk secuilpun pundakmu adalah sandaran ternyaman yang pernah aku punya.

Karena jemari-jemarinya begitu mengundang. Jemari yang kuku putihnya dibiarkan memanjang satu milimeter. Gemas rasanya untuk mengguntingnya. Jemari yang memiliki ibu jari berukuran dua kali lipat dari jari kelingkingku. Entah jemariku yang terlalu kecil, atau jemarinya yang terlalu besar. Hal yang mengundang perdebatan dengan topik masalah siapa yang menyandang cacat jemari sebenarnya. Kemudian kita saling mengolok-olok dan tersemburlah derai tawa renyah oleh kita. Tidak ada yang harus diperdebatkan, sayang. Besar kecil jemari kita tercipta untuk saling mengimbangi Telapak tanganmu yang lebar dan telapak tanganku yang mungil tercipta untuk menggenggam dan digenggam. Sela jemari kita tercipta untuk saling diisi.

Karena aku tahu cara memahamimu. Secara tidak langsung aku belajar darimu untuk memahami bahwa manusia tidak pernah sama dengan detik yang lalu. Manusia yang celaka adalah manusia yang lebih buruk dari detik sebelumnya, adapun yang merugi adalah manusia yang sama dengan detik sebelumnya, dan manusia yang beruntung adalah manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Aku memahami sesuatu perlu berubah maupun diubah agar menjadi lebih baik. Inilah cara untuk memahamimu. Apa baiknya, bukan apa adanya.





Aku rasa alasan-alasan ini sudah cukup sebagai bekal perjudian.
Gambling. Kupertaruhkan seluruhnya tanpa ada keraguan lagi. Ada titik di setiap tanda tanya. Pertanyaan ini pasti akan berujung dengan titik jawaban. Ada spasi di setiap kata jawaban. Jawaban ini pasti membutuhkan jeda waktu untuk terungkap. Kini pertanyaan-pertanyaan itu telah resmi aku pasrahkan kedatangan jawabannya pada waktu. Percaya bahwa suatu hari nanti saput itu akan hilang. Percaya akan ada waktu untuk pulang. Ini cuma masalah waktu, semoga ini bukan salah pengertian. Semoga Yang Maha Membolak-balikkan Hati berkenan menggiringmu ke kembali. Semoga.



Amin!

Thursday, May 8, 2014

Pulang






Karena kata pulang baru akan bermakna setelah kita bepergian.
Kita perlu pergi untuk tahu kenapa kita harus pulang.






Tuesday, March 25, 2014

Tuesday, March 11, 2014

Dies Natalis UNS ke 38!


Selamat ulang tahun buat universitasku!
Hore banget berhubung hari ini UNS lagi ulang tahun, pak rektor meliburkan perkuliahan hari ini sampai jam 1 siang *sama aja dong kuliah* *dimana letak liburnya* wkwk. Tapi gapapa, denger kata liburnya aja udah cukup seneng kok :")

Gimana Ki kuliah di UNS?
Awalnya gue ga pernah nyangka kalau bakalan kuliah disini. Eh, pas kuliah disini ternyata seneng banget! Entah senang karena faktor universitasnya, kegiatannya, dengan kotanya, atau ketiga-tiganya yang pasti gue seneng kuliah disini. Meskipun harus jauh dari orang tua... Jauh dari Bogor.... Dan sering homesick... yaah jalani dengan senyuman aja deh hoho. 

Kadang suka sedih sih ada aja orang yang ga tau UNS. Pernah suatu kali ngobrol sama orang, begini kronologinya:
O (orang) - G (gue)

O: "Hey dek kuliah dimana sekarang?"
G: "Di UNS hehehehe"
O: "Oooooh Universitas negeri semarang ya?"

O: "Kuliah dimana sekarang?"
G: "UNS hehe"
O: "UNS itu apa?"
G: "Universitas Sebelas Maret"
O: "Lho gimana UNSnya? Harusnya USM dong?"

Blaaaargh! Dan masih banyak pertanyaan lainnya. wkwkwk. Tapi sebenernya dia masuk 10 besar universitas terbaik di Indonesia lho. Nah ini dia foto penampakan UNS:


source: uns.ac.id


Kalau diminta 2 kata untuk universitas gue, gue pilih kata ramah dan sederhana.
Ramah yang gue maksud untuk universitas adalah... Banyak sekali kemudahan-kemudahan yang gue dan temen-temen gue rasain dari universitas. Pelayanannya baik, fasilitasnya juga baik. Kerasa banget makin hari makin ada yang baiknya di universitas ini. Ramah kedua yang gue maksud adalah... orang-orang disini sikapnya mayoritas baik-baik banget. Kalau bicara sopan. Mungkin karena budaya jawa yang kental banget kali ya. Gue yang biasanya ngomong "gue-elu" sekarang ikut-ikutan jadi pake "aku-kamu", biar sopan juga dan menghargai budaya jawa heheheh. Jadi kalau gue kelepasan ngomong "aku-kamu", itu bukan modus wkwk.

Sederhana. Sederhana disini bukan berarti minim fasilitas dan apa-apanya minim lho ya. Fasilitas disini sudah baik, berhubung wifi sekarang jadi tolok ukur baik atau kurang baiknya sebuah kampus... Gue  kasih tau di UNS wifi-nya dimana-mana ada. Ada juga tempat namanya 'puskom' dimana itu tempatnya internetan gratis dengan difasilitasi komputer dengan kecepatan yang oke punya. Usut punya usut, waktu gue ke puskom adminnya..... GANTENG! Haha modus dikit gapapa lah ya :p Ohya kampusnya oke. Wah semuanya oke meskipun gak 'wow' banget. Sederhananya universitas ini bisa jadi tempat yang nyaman untuk bernaung menimba ilmu, mendedikasikan diri, mengkontribusikan sesuatu, mencari pengalaman, dan sebagainya :)



di UNS pernah ada acara Mata Najwa yang di Metro TV lho~

di GOR UNS waktu acara dekan cup.

Suasana senja di GOR UNS~

Semoga ke depannya UNS bisa makin baik lagi, makin positif, dan gue bisa banyak berkontribusi di UNS... Jadi salah satu mahasiswa agent of change UNS punya! :p amiiin. Hidup Mahasiswa! UNS Active!