Thursday, December 16, 2010

16 Desember 2010

Hari ini ulangan Sejarah dan Geografi. Dengan gaya tingkat dewa, bodohnya gue gak belajar sama sekali. Oke ralat, cuma belajar sebentar banget! Semua ini gara-gara gue udah ga betah UAS, dan keasyikkan online chattingan sama ka Rafiz, ka Avi, dan Fajar pas malemnya.

dan itu sampai pukul 01.00 pagi
s a r a p

Tibalah di pagi hari. Hari ini rencananya mau ngasih surprise buat sahabat SMP ku, Putri a.k.a yang lebih eksis di panggil Putey! ;D she's my best friend ever. Eh tapi karena situasi dan kondisi kurang kondusif, jadi engga jadi deh di ganti dengan hari lain.

Ulangan Sejarah? Susah sih, tapi lumayan bisa.
Ulangan Geografi? Bisa sih, tapi lumayan susah.
Hidup lo rempong bener deh ki -___-"

Selesai ulangan, gue langsung mondar-mandir keliling sekolah ga jelas. Dan akhirnya gue dapet suatu tujuan, yaitu ruang OSIS. Tiba-tiba ka Naufal manggil gue gitu dan gue yakin itu untuk di tindas haha :D Di ruang OSIS kedatangan pendatang baru yaitu karpet! Beuhhh karpetnya berkelas, jadi gue bisa guling-guling di ruang OSIS deh hehe.

Dan pas gue lagi santai-santai tiba-tiba gue di marahin sama bu Yuyun! Gue di tagih buku kas -___-" ya Allah, gue teh pengen istirahat dari tugas-tugas. Nangis nih gue lama-lama. Terus gue main kereta-kereta apian sama Putry. Dan itu ga jelas banget. Terus gue ngbrol-ngobrol ga jelas tentang "Bagaimana caranya agar guru respect sama kita," dan dia selalu menyapa setiap guru yang lewat, katanya, gue harus seperti itu zzzz

Setelah itu, ternyata si ka Rafiz ga bawa motor. Dia ngajakin pulang bareng naik TP, tapi mau ngambil duit dulu di ATM wadezigggg jadi aja kita ke Botani Square dulu. Niatannya sih cuma mau ke ATM, tapi memang dasar anak muda. Kita malah jadi jalan-jalan ke mall dulu, ke BreadTalk-lah dia beli Japanese Cake, ke gramedia, dan kemana-mana. Terus pas mau naik TP, eh rame banget! Dan kita lagi males berdiri, karena; 1.) Kita males 2.)Lagi bawa kamera, berat 3.)Back to the first.

Akhirnya nungguin TP selanjutnya deh, dan itu lama banget. Dan shelternya rame lagi. Pas transpakuan dateng gue sama ka Rafiz langsung lari-lari menerobos kerumunan itu, berjuang demi dapet tempat duduk! Dan akhirnya kita dapet tempat duduk, hore :D Gue bingung, padahal tadi pas di mall kite kaga fitness kaga ape, kita jadi cape dan ngantuk. Walhasil kita tidur di transpakuan, sampai shelternya ka Rafiz ke lewat! haha untung akhirnya tuh orang bisa nyampe sampe rumah. Dan gue pun pulang dengan selamat, dan gue langsung masak 2 bungkus indomie goreng saking lapernya. Haaaaa nikmat rasanya, thanks God for today! :D

life instructions



Life instructions;

1.) Have fun

2.) Do not hurt people

3.) Do not accept defeat

4.) Strive to be happy

Wednesday, December 15, 2010

"Petrichor" -2

Ada beberapa orang yang datang, yang bersamaan dengan aroma petrichor. Aku hari ini bertemu dengan lelaki itu lagi. Ya, kau tahu siapa. Seseorang yang takut akan hujan. Hari ini hujan, namun entah kemana aroma petrichor itu pergi. Aku selalu bingung harus berbicara apa. Lidah ini terasa kelu.

Seperti kataku tadi, ada beberapa orang yang datang bersamaan dengan aroma petrichor. Aku bertemu dengan Adrasthea, ini sebenarnya nama salah satu satelit Jupiter yang aku suka. Bisa di bilang, dia adalah orang yang tidak aku hargai perasaannya. Namun, dia tak pernah marah ataupun menuntut apapun dariku, dia tetap mau menyapaku.

Hari ini Adrasthea mengajakku pulang bersama, teman-temanku sudah pulang. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang bareng, aku malas kalau harus pulang sendiri. Seperti biasa, kami naik Transpakuan. Dia memintaku untuk membantunya mengerjakan tugas akhir, akhirnya aku setuju untuk membantunya.

Adras mengenalkanku dengan ibunya, aku merasa sedikit malu. Lalu untungnya aku juga di kenalkan dengan adiknya yang lucu, nervous ku hilang seketika. Lalu Adras mengerjakan tugas-tugasnya di lantai atas. Lantainya terbuat dari kayu, aku suka. Dalam beberapa saat, aku menemukan tempat favoritku disana. Tempat favoritku adalah balkonnya, kau bisa melihat matahari yang terhunus langit disana, meskipun sedikit terhalang oleh rumah-rumah sekitar. Tapi aku suka. Kau tahu? Akhir-akhir ini angin menerubus begitu kencang. Daun yang telah di sapu oleh penjaga kebersihan, berserakan kembali. Lalu hujan pun turun saat itu juga.

Petrichor itu datang lagi.

Aku menengok ke belakang dan melihat Adras yang sedang mengerjakan tugasnya. Dia orang yang mau berusaha, pikirku. Adras menatapku heran, "Kamu kenapa?" tanyanya. Lalu ia bangkit dari tempat duduknya.

"Kamu harus tahu ini," kataku terputus. Aku membuka jendelanya.
harum petrichor semerbak masuk ke dalam ruangan ini.

"Ini namanya Petrichor, aroma khas yang timbul ketika hujan turun." Lanjutku. Ia hanya tersenyum, jujur saja, aku tak mengerti apa maksud senyumnya, tapi, aku luluh.

Sepulangnya, aku membuka handphoneku. Ternyata ada sekitar 13 SMS yang belum ku baca dan 6 miss call. Tumben. Ternyata dari lelaki yang benci hujan itu, sebut saja Ar. Aku balik meneleponnya, dia mengangkatnya dan kita mengobrol sebentar. Dia menyuruhku untuk online malam ini.

Saat online, aku melihat Ar sedang berbincang dengan perempuan yang ia ceritakan tempo hari yang lalu di beberapa jejaring sosial. Oh ya, aku tahu apa perasaan Ar terhadapnya. Suka. Aku tahu aku tak punya hak untu marah. Aku tahu. Lalu aku berusaha untuk mengalihkan perhatianku dengan mengupdate perbincangan lain bersama teman-teman dunia maya ku. Ar tidak peka, bahwa sikapnya itu membuatku kesal. Aku bingung dengan apa yang aku pikirkan, tapi yang ada di pikiranku "Aku ingin di hargai, Ar!" aku bingung harus bicara apa dengannya. Lalu akhirnya aku memutuskan bercerita tentang hari ini, mungkin, aku mengatakan kata yang salah. Ar marah. Tapi aku masih bingung apa yang Ar permasalahkan, dia tak mau dengar penjelasanku.

Kecewa? Ya.
Ternyata Ar tidak seperti yang aku bayangkan.

Sekelebat aku teringat Adras, aku teringat sikapku padanya. Tidak menghargai. Sementara ia tetap SMS memperhatikanku, memastikan keadaanku meskipun ia sedang sibuk. Ia menyempatkannya. Aku jadi teringat kata-kata ibuku untuk menghargai orang-orang yang ada untuk kita, yang berada di sekitar kita. Aku terenyuh.



kau harus tau,
Aku menghargaimu, Dras.
Aku menilaimu sebagai salah satu memori Petrichor indahku.


"Terima kasih, dras" bisikku ke diriku sendiri

Monday, December 13, 2010

13 Desember 2010

Hari ini hari ke-6 Ujian Akhir Semester gue. Tadi gue ulangan Sosiologi sama Bahasa Inggris. Bahasa Inggris not bad lah. Tapi sosiologinya itu loh boo gila ga nahan! Gue udah baca Yasin 7kali tetep aja ga dapet pencerahan. Well akhirnya gue pilih jawaban yang paling 'bercahaya' aja. Satu jawaban satu surat Al-Fatihah dulu sebelum menjawab *lebay*

Entah kenapa, ruangan gue selalu dapet pengawas yang ga enak banget. Sekalinya enak, itu pelajaran yang bisa di bilang lebih mudah dari ulangan biasanya. Udah mah gue duduk di depan pula, hadeeeeh -___-" Dengan susah payah akhirnya gue nengok ke Aldo, dia duduk di belakang gue. Dan gue cuma mendapatkan 2 Nomor! Itu pun nomor yang udah gue isi, aduh apes banget deeh gue emang ga bakat buat nyontek kayaknya huhu.

Gue bingung, akhir-akhir ini pikiran gue sering kosong, ga karuan, bengong terus bawaannya.
Belajar pun sama sekali ga konsen. AYE BUTUH PENYEMANGAT COY!

Oh iya, hari ini 13 Desember. Gue inget sama seorang mantan jadinya, kita jadian tanggal segini. Dia orangnya baik banget, ga pernah bikin gue marah atau pun kecewa. Aku seneng. Happy failed 2nd year Anniversary! Kita tetep temenan kok ;) Well putus hubungan bukan berarti ga bisa jadi temen, ya kan? Semoga lo di sana bisa nemuin orang yang lebih baik dari gue, yaa!

Sunday, December 12, 2010

"Petrichor"

Petrichor adalah nama senyawa dari aroma khas yang di timbulkan oleh tumbuhan dan tanah setelah turun hujan. Kau tahu, hujan memiliki kemampuan menghipnotis setiap manusia untuk flashback ke masa lalu. Mengingatkan memori-memori masa lalu, baik yang indah maupun tidak. Ya, kau harus tahu itu.

Bulan Desember, bulan akhir. Musim hujan, selalu basah. Banyak aroma Pertichor bertebaran disini, apalagi kota-ku di sebut kota Hujan, tidak jarang aku mencium aroma ini. Aku tidak ada bosan-bosannya mencium aroma ini, aku selalu suka aroma ini.

Bulan Desember ini aku bertemu dengan lelaki aneh. Kami bertemu di sela-sela hujan. Ah, hujan lagi...pikirku. Lelaki yang sebenarnya sudah tak asing lagi bagiku, namun aku baru bisa mengenalnya lebih dekat baru saat ini. Lelaki itu aneh, parasnya pucat namun untung dia tetap tersenyum. Tubuhnya tinggi, dan memiliki gigi taring yang unik atau bisa di bilang gingsul aku tak tahu nama bakunya.

Aku semakin mengenalnya, dia sering bercerita bahwa dia kehujanan. Kehujanan lagi, dan lagi. Hingga dia menyebut dirinya sebagai 'lelaki hujan'. Namun dia tidak suka hujan. Dia benci basah katanya. Setiap hujan turun ketika dia masih di jalan, dia akan berteriak seperti orang gila. Dia langsung menancap gas-nya, ingin cepat berteduh. Aku tertawa. Orang yang aneh, pertama kalinya aku bertemu dengan lelaki yang tidak suka hujan. Lambat laun, aku menyadari kalau aku menyukai lelaki aneh itu. Dia begitu menyebalkan, tapi aku tak bisa bohong.

Hingga suatu hari akhirnya kami berbicara dengan serius. Ternyata lelaki itu akhirnya mengetahui tentang apa yang aku rasakan padanya. Kau tahu apa jawabnya? Ternyata dia mempunya seseorang lain yang dia sukai, dan itu bukan aku. Saat itu juga, aku tak tahu mengapa kebetulan sekali hujan turun. Tidak deras, namun petrichor itu datang. Aku tidak menangis, karena ku anggap hujan telah mewakilinya. Ah itulah, petrichor sedihku.

Petrichor, by: Adzkia Andriani

Tuesday, December 7, 2010

pray before UAS




wish me luck for UAS which start tomorrow ;)
Go Go Go Kia Go!

Pijakan Pasir

PIJAKAN PASIR


Menapakkan kaki

Di tepi pantai

Sendiri

Setiap pijakan di atas pasir

Meninggalkan bekas pijakan

Jumlahnya dua, berbayang satu

Bayangan itu hanya aku sendiri


Tak lama kemudian

Kamu datang

Bekas pijakan di atas pasir menjadi empat

Bayangan itu menjadi dua

Aku tak sendiri lagi

Di atas pijakan pasir :)