Saturday, March 26, 2011

singa singa yang lapar

Tuhan, izinkanlah aku menjerit untuk saat ini. Dimana aku terjatuh ke suatu jurang di dalamnya adalah singa-singa yang lapar, singa-singa yang lapar akan kekuasaan. Singa-singa yang merasa hebat, singa-singa yang yang menganggap aku lemah. Aku hanya seperti seekor kucing hitam di antara singa-singa tersebut. Buluku yang tak seindah kucing-kucing lainnya, mungkin, jika buluku seindah kucing persia singa-singa itu akan sedikit segan padaku. Tapi Engkau berkehendak lain, dan menakdirkan aku menjadi kucing hitam.

Tuhan. Bolehkah si kucing untuk bermimpi? Bermimpi untuk pergi ke atas jurang sana, melihat keindahan luar dan bertemu dengan teman-teman yang lainnya? Dimana ada kupu-kupu yang menghibur untuk bermain dan kodok kecil yang melompat menggelikan. Bolehkah? Singa-singa ini tak pernah mendengar cerita-ceritaku. Singa-singa ini hanya bermain dengan mempermainkanku dan setelah puas mereka meninggalkan begitu saja? Ketika mereka akan pergi ke atas jurang, lalu mereka melupakanku sendiri begitu saja. Melupakanku, padahal mereka dan aku mempunya mimpi yang sama. Melihat dunia di atas sana.


Aku butuh teman pendengar, Tuhan.
Aku butuh teman yang mengerti, Tuhan.
Aku butuh teman pengisi tiap hariku, Tuhan
Temanku ada berada di atas jurang sana, Tuhan.

Aku tak butuh singa yang licik dan haus akan kekuasaan.
Biar, biar saja mereka merasa hebat.
Aku tak bangga mempunyai teman seperti mereka.
Yang hanya memikirkan harta,tahta,kekuasaan,dan kulit mereka yang eksklusif.
Egois hanya memikirkan diri sendiri.


Sahabat yang setia
Sahabat yang hangat
Lebih dapat di banggakan di bandingkan itu semua.
Aku butuh sahabat itu Tuhan. Bolehkah?

No comments:

Post a Comment