Sunday, December 2, 2012

Cinta yang tidak umum & kedai kopi dinding transparan.

Aku sedang asyik duduk di sebuah kedai kopi pinggiran kota. Kedai kopi ini memiliki konsep rumah kaca, sehingga dinding-dindingnya transparan. Entah ini terasa menarik atau tidak, yang pasti aku merasa sedikit terganggu dengan dinding-dinding transparan ini. Seringkali orang-orang yang berlalu-lalang di luar sana mengintip ke arah kedai ini. Kadang ada yang tidak sengaja, ada juga yang sengaja. Dan tidak jarang konsentrasiku buyar karena hal itu, aku bertabrak mata dengan orang-orang yang mengintip dari luar. Itulah yang membuatku tidak nyaman di sini.

Aku yang sedang asyik duduk, hari ini tidak terlalu merasa terganggu dengan dinding-dinding transparan ini. Hari ini tidak ada yang aku lakukan selain melamun. Meskipun aku bilang sedang 'asyik' duduk, tapi sebenarnya aku hanya duduk diam terpaku. Dimana letak asyiknya? Sementara aku tidak merasa sedang berjoget sambil duduk.

Aku yang sedang asyik duduk, pikiranku melayang entah kemana. Mataku tertuju pada telepon genggam yang berukuran lumayan besar, dengan layar sentuh. Dari kecanggihan teknologi yang dimilikinya, teknik ku men-stalker orang-orang pun semakin jitu. Makin jempolan. Aku menganugerahkan "The Best Man of Kepo" kepada diriku sendiri. Aku yang cekikikan sendiri langsung berusaha menahannya karena orang-orang disekitar terlihat mulai curiga. Aku rasa orang-orang yang melihatku cekikikan tadi telah menganugerahkan cap "Orang Gila" kepadaku.

Dari layar sentuh canggih ini, aku bisa membaca fase-fase kehidupan seseorang. Dari jejaring sosial, tentunya.

                                                                                     =ஜ۩۞۩ஜ=

Kalian pasti tidak asing dengan jejaring sosial dengan icon burung berwarna biru.Ya, Twitter. Aku khawatir Twitter sedang berlomba dengan Teh Botol Sosro. Karena otak manusia yang sudah diprogram "Apapun makanannya, minumnya Teh Botol Sosro", kini terjangkit virus yang mengubah programnya menjadi "Apapun kejadiannya, update twitter dulu". Dari sini aku bisa cenayang membaca fase kehidupan seseorang. Dan seseorang yang sedang aku amati bernama Karina. Ia terbilang sangat aktif menggunakan Twitter.

Aku jarang update Twitter, tapi aku rajin membaca timeline. Setiap aku buka timeline, aku selalu menemukan update-an dari Kirana. Ia sedang bertweet-tweet ria dengan kekasihnya. Pembicaraan mereka tidak berbobot. Tidak ada yang menarik dari reply yang berisi haha-hehe berkepanjangan diikuti dengan simbol karakter. Maksudku, seperti ini "@kekasihkirana hehehehehehe :p". Meskipun Twitter tidak memiliki hukum tata krama update, tapi dari update Kirana—yang berisi perbincangan yang tidak berbobot itu— aku tahu bahwa hubungannya tidak akan berlangsung lama.

Dan ternyata benar. Aku melihat Kirana menulis ala remaja zaman sekarang. Jika marah, mereka akan menyingkat tulisan, dengan menghilangkan huruf vokal a i u e o. Dia baru saja meng-update "pts." Dan tanda titik menunjukkan efek dramatis. Lalu setelah update-annya yang satu itu, diikuti dengan ReTweet Kirana dari user-user yang selalu update tentang patah hati, kata-kata bijak, dan segala yang bersangkutan dengan hal itu. ReTweet hal-hal seperti itu hanyalah pencitraan, setegar apapun isinya aku yakin Kirana tetaplah orang yang rapuh. Setelah itu dia update simbol karakter bersedih. " :'((((((( "

"Pencitraan yang jelek." Gumamku.



Aku tahu fase-fase cinta monyet. Yang aku tidak tahu siapa yang memberi nama "cinta monyet". Berkenalan, pendekatan, jalan-jalan, jadian. Setelah jadian mereka akan memamerkan hubungan mereka. Walaupun tidak semuanya. Tapi yang aku lihat kebanyakan seperti ini. Kadang ada juga yang terlalu berlebihan memamerkannya. Semacam Public display of affection mungkin. Lalu ada pertengkarang-pertengkaran kecil yang menurut mereka lucu. Lama-lama menjadi pertengkaran-pertengkaran yang cukup serius. Hubungan mereka mulai hambar, lalu putus. Klise. Cerita cinta paling umum.
Aku harap cerita cintamu tidak umum seperti itu.

                                                                                 =ஜ۩۞۩ஜ=

Boleh aku berpendapat? Cerita cinta yang tidak umum adalah disaat kamu mencintai sesuatu, kamu tetap bisa melakukan banyak hal dalam hidupmu. Cinta yang tidak membatasi ruang gerak-gerikmu. Seharusnya cinta yang membuat kalian bersatu dan dapat sama-sama bergerak. Bukan cinta yang mengunci salah satu dari dua orang. Seperti halnya cinta dari orang tuamu, mereka membiarkanmu untuk mengarungi hidup dan menemukan hal-hal yang baru. Cinta yang mengharuskan seseorang belajar dan memberi pelajaran. Cinta adalah berbagi. Jika kamu merajut cinta, buatlah cerita cinta yang tidak terlupakan. Bukan yang umum. Itu sama saja kau membuang-buang waktu.


Cinta bukan hidup. Cinta hanya pelengkap hidup yang bersifat dominan. Ketika cinta mati, kamu tidak perlu ikut mati. Karena masih ada nafas-nafas cinta dari banyak orang lain. Jangan terlarut dalam kesedihan karena kehilangan satu cinta. Sadarilah masih banyak orang yang memiliki cinta untukmu, meskipun bukan cinta seperti sepasang kekasih. Sadarilah masih banyak orang yang membutuhkan cintamu. Sadarilah kamu harus bergerak untuk menebarkan cinta yang kamu miliki. Hidup terlalu singkat jika hanya menghabiskan cintamu hanya untuk seseorang.

                                                                                 =ஜ۩۞۩ஜ=


Sudah berapa lama aku melamun? Aku tidak menyadari di luar sana telah turun hujan.
Lamunanku terbuyar setelah melihat seorang perempuan yang berlari kecil melewati kedai. Ia menangis. Lalu ia berhenti dan mengeluarkan telepon genggamnya. Ia menelepon seseorang. Setelah aku perhatikan, ternyata perempuan itu adalah Kirana. Kirana yang baru saja putus hubungan dengan kekasihnya. Tanpa harus bertanya mengapa ia menangis, aku sudah tahu jawabannya. Tak lama kemudian ada seorang laki-laki yang berlari dengan langkah besar menerobos hujan. Di seragamnya terdapat name tag bertuliskan Karel. Karel membawa dua payung. Di belakangnya, terdapat dua anak kecil yang berlarian menerobos hujan mengikuti lelaki itu. Mereka berlari sambil tertawa-tawa, aku tebak mereka adalah anak-anak kecil tukang ojek payung. 

Karel berlari menuju Kirana. Kirana yang tengah sesenggukan, terperangah melihat lelaki yang basah kuyup didepannya. Lelaki itu tersenyum dengan gigi menggeletuk. Ia menggigil kedinginan. Air mata Kirana pun berubah seiring senyuman yang terbit dari bibirnya. Air mata bahagia. Lalu Kirana mengaduk-aduk isi tasnya, ia mengeluarkan saputangan. Dari gerakannya, dengan saputangan itu ia berniat untuk mengeringkan rambut Karel. Namun lelaki itu menahan tangannya, merebut saputangan dari tangan Kirana. Ia bukan mengeringkan rambutnya, sebaliknya, ia mengeringkan pipi Kirana dengan saputangan itu. Usaha Karel sia-sia. Pipi Kirana tak kunjung kering, malah pipinya semakin banjir oleh air mata. Aku melihat tangan Karel hendak memeluknya, tapi ia mengurungkan niatnya, dan mengganti dengan mengelus rambut Kirana dengan lembut. Dari tatapan lelaki tersebut, aku dapat menangkap tatapan penuh cinta. Cinta yang menghangatkan, sekalipun hujan turun sederas ini.

Hujan sudah tidak sederas tadi. Begitu pula dengan air mata Kirana. Lelaki itu tampak mengajak Kirana untuk pulang. Ia menyodorkan satu payung yang sudah disewanya daritadi kepada Kirana. Lalu Kirana mengangguk, dan mengambil payung itu. Kirana melihat dua anak kecil itu yang daritadi menunggu ia dan lelaki itu yang menyewa payung mereka. Mereka bercanda, sambil menggosok-gosokkan tangan mereka untuk menciptakan sedikit kehangatan. Mereka sangat kedinginan. 

Kirana menyodorkan payungnya kepada kedua anak itu. Lalu ia meloncat ke sebelah Karel, dan mereka berdempetan karena payungnya tidak begitu besar. Mereka berempat pun berjalan di bawah naungan payung. Satu payung berdua. Kedua anak kecil itu tampak berseri-seri karena kali ini mereka tak perlu hujan-hujanan mengantar para penyewa payung mereka. Begitu juga dengan Kirana dan Karel, mereka berseri-seri penuh kehangatan. Penuh cinta. Bahkan aku lupa Kirana baru saja putus cinta, ia terlihat seperti orang yang baru jatuh cinta.


                                                                                  =ஜ۩۞۩ஜ=

Aku menganugerahkan ucapan selamat untuk Kirana. Aku, si cenayang, melihat cinta yang tidak umum pada kalian berdua—Kirana dan Karel yang disebelahnya. Cinta yang berbagi, bukan hanya untuk seseorang. Dari mencintai lelaki tersebut, ia dapat menebarkan banyak cinta kepada orang-orang disekitarnya. Kepada dua anak kecil ojek payung itu, dan mungkin aku, yang menikmati cerita cinta kalian yang tidak umum. Mungkin juga ada orang lain di dalam kedai ini yang juga sedang melamun memperhatikan kalian.



Hey, sudah cukup, sudah berapa lama aku melamun?

No comments:

Post a Comment